Surat al-Falaq merupakan salah satu surat pendek dalam al-Quran. Surat ini menjadi salah satu objek penafsiran di kalangan ulama, misalnya imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitabnya yang berjudul Tafsir Jalalain.
Tidak terlepas dari itu, ternyata ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai apakah surat al-Falaq dikategorikan sebagai surat Makkiyah (diturunkan di Mekah) atau Madaniyah (diturunkan di Madinah).
Perbedaan pendapat ini sangatlah beragam. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami akan mengulas tentang perbedaan ulama tentang surat al-Falaq dikategorikan Makkiyah atau Madaniyah?
Dalam tafsir Qurthubi, disebutkan bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai masalah ini. Beberapa ulama seperti Hasan, Ikrimah, Atho’, dan Jabir berpendapat bahwa surat al-Falaq termasuk surat Makkiyah. Beda halnya dengan Ibnu Abbas dan Qotadah yang menyatakan bahwa surat al-Falaq adalah surat Madaniyah.
Sedangkan dalam kitab al-Itqan, Imam Suyuthi lebih condong pada pandangan bahwa surat al-Falaq dan An-Nas adalah surat Madaniyah. Pandangan ini didasarkan pada fakta bahwa kedua surat tersebut diturunkan dalam konteks penyembuhan sihir yang dilakukan oleh Labid bin al-A’shom di Madinah.
Menurut Tafsir ibn Katsir, surat surat al-Falaq termasuk dalam surat Makkiyah. Terdapat salah satu riwayat dari Abu Bakar ibnul Anbari, Ismail ibnu Ishaq Al-Qadhi, Hajjaj ibnu Minhal, dan Hammam, Qatadah perna berkata bahwa surat-surat yang diturunkan di Madinah ialah sebagai berikut:
- Surat al-Baqarah
- Surat Ali Imran
- Surat an-Nisa
- Surat al-Maidah
- Surat at-Taubah
- Surat ar-Ra’d
- Surat an-Nahl
- Surat al-Hajj
- Surat an-Nur
- Surat al-Ahzab
- Surat Muhammad
- Surat al-Fath
- Surat al-Hujurat
- Surat ar-Rahman
- Surat al-Hadid
- Surat al-Mujadilah
- Surat al-Hasyr
- Surat al-Mumtahanah
- Surat ash-Shaff
- Surat al-Jumu’ah
- Surat al-Munafiqun
- Surat at-Taghabun
- Surat at-Thalaq
- Surat at-Tahrim ayat 1-10
- Surat az-Zalzalah
- Surat an-Nasr
Refrensi:
– Tafsir Ibnu Katsir, Juz 1 hal 15:
قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ الْأَنْبَارِيِّ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بن إِسْحَاقَ الْقَاضِيُّ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بن مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٍ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ: نَزَلَ فِي الْمَدِيْنَةِ مِنَ الْقُرْآنِ الْبَقَرَةُ وَآلُ عِمْرَانَ وَالنِّسَاءُ وَالْمَائِدَةُ وَبَرَاءَةُ وَالرَّعْدُ وَالنَّحْلُ وَالْحَجُّ وَالنُّورُ وَالْأَحْزَابُ وَمُحَمَّدٌ وَالفَتْحُ وَالحُجُرَاتُ وَالرَّحْمَٰنُ وَالحَدِيْدُ وَالْمُجَادَلَةُ وَالحَشْرُ وَالْمُمْتَحَنَةُ وَالصَّفُّ وَالجُمُعَةُ وَٱلۡمُنَٰفِقُونَ وَٱلتَّغَابُنُ وَٱلطَّلَاقُ وَيَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ (سورة التحريم) إِلَىٰ رَأْسِ ٱلْعَشْرِ وَإِذَا زُلْزِلَتْ وَإِذَا جَاءَ نَصْرُ ٱللَّهِ هَـٰٓؤُلَآءِ ٱلسُّورُ نَزَلَتْ بِٱلْمَدِينَةِ وَسَآئِرُ ٱلسُّورِ بِمَكَّةِ
– Tafsir Qurthubi, Juz 22 hal 567:
وَهِيَ مَكِّيَّةٌ فِي قَوْلِ الْحَسَنِ وَعِكْرِمَةَ وَعَطَاءٍ وَجَابِرٍ، وَمَدَنِيَّةٌ فِي أَحَدِ قَوْلَيْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَقَتَادَةَ
– Al Itqon Fii Ulumil Qur’an Hal 27:
المُعَوِّذَتَانِ المُخْتَارَتَانِ أَنَّهُمَا مَدَنِيَّتَانِ، لِأَنَّهُمَا نَزَلَتَا فِي قِصَّةِ سِحْرِ لَبِيْدِ بْنِ الْأَعْصَمِ، كَمَا أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ فِي الدَّلَائِلِ
Baca Juga: Inilah Kedudukan Lafadz Fardhan (فَرْضًا) atau Naflan (نَفْلاً) dalam Kitab Fathul Qorib