Terjemah Kitab Bulughul Marom Lengkap Bab Muqaddimah

Terjemah Kitab Bulughul Marom Gratis
Terjemah Kitab Bulughul Marom Lengkap Bab Muqaddimah.

Bulughul Marom (بلوغ المرام) merupakan salah satu kitab yang populer di kalangan para pelajar dan pengkaji hadits. Kitab ini disusun oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani yang berisi kumpulan hadits-hadits pilihan yang berkaitan tentang fiqih.

Bacaan Lainnya

Misalnya tentang bersuci (thaharoh), wudhu’, najis, sholat, zakat, puasa, haji, jual beli, nikah dan sejenisnya. Nah, pada artikel ini kami akan memberikan tentang terjemah kitab Bulughul Marom lengkap bab muqaddimah.

مُقَدِّمَةُ الْمَؤَلِّفِ
(Pendahuluan Pengarang)


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى نِعَمَهِ الظَّاهِرَةِ وَالْبَاطِنَةِ قَدِيْمًا وَحَدِيْثًا، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّهِ وَرَسُوْلِهِ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِينَ سَارُوْا فِي نُصْرَةِ دِينِهِ سَيْرًا حَثِيْثًا وَعَلَى أَتْبَاعِهِمُ الَّذِينَ وَرِثُوْا عِلْمَهُمْ – وَالْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ – أَكْرِمْ بِهِمْ وَارِثًا وَمَوْرُوْثًا

Segala puji bagi Allah atas nikmat-Nya baik yang dzohir, batin, lama maupun baru. Shalawat dan salam atas Nabi dan Rasul-Nya, yakni Muhammad ﷺ serta keluarganya dan sahabat-sahabatnya yang telah berjalan dengan tekun dalam membela agamanya, dan juga kepada para pengikut mereka yang telah mewarisi ilmu – para ulama adalah pewaris para nabi – sungguh mulia mereka sebagai pewaris dan yang diwarisi.

أَمَّا بَعْدُ، فَهَذَا مُخْتَصَرٌ يَشْتَمِلُ عَلَى أُصُوْلِ الأَدِلَّةِ الحَدِيثِيَّةِ لِلأَحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ، حَرَّرْتُهُ تَحْرِيرًا بَالِغًا، لِيَصِيْرَ مَنْ يَحْفَظُهُ مِنْ بَيْنِ أَقْرَانِهِ نَابِغًا، وَيَسْتَعِيْنُ بِهِ الطَّالِبُ الْمُبْتَدِئُ وَلَا يَسْتَغْنِي عَنْهُ الرَّاغِبُ الْمُنْتَهِي

Setelah (membaca basmalah dan hamdalah), ini adalah ringkasan yang mencakup pokok-pokok dalil hadis tentang hukum syari’at. Saya menyusunnya dengan sangat teliti agar menjadi sumber yang berharga bagi siapa pun yang menghafalnya di antara teman-temannya, dan untuk membantu pemula dalam mempelajarinya, serta tidak dapat diabaikan oleh mereka yang sudah mahir.

وَقَدْ بَيَّنْتُ عَقْبَ كُلِّ حَدِيْثٍ مَنْ أَخْرَجَهُ مِنَ الأَئِمَّةِ، لِإِرَادَةِ نُصْحِ الْأُمَّةِ

Dan saya telah menjelaskan setelah setiap hadis yang diriwayatkan oleh para imam, dengan tujuan memberikan nasihat kepada umat.

فَالْمُرَادُ بِالسَّبْعَةِ أَحْمَدُ وَالْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَأَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ، وَبِالسِّتَّةِ مَنْ عَدَا أَحْمَدَ، وَبِالْخَمْسَةِ مَنْ عَدَا الْبُخَارِيَّ وَمُسْلِمًا. وَقَدْ أَقُولُ الْأَرْبَعَةَ وَأَحْمَدَ، وَبِالْأَرْبَعَةِ مَنْ عَدَا الثَّلَاثَةَ الْأَوَّلَ، وَبِالثَّلَاثَةِ مَنْ عَدَاهُمْ وَعَدَا الْأَخِيرَ

Maka, yang dimaksud dengan diriwayatkan oleh “Imam yang Tujuh” adalah Ahmad, al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Sedangkan, maksud dari “Imam yang Enam” adalah para imam hadis yang telah disebutkan sebelumnya, kecuali Ahmad. Maksud dari “Imam yang Lima” adalah para imam hadis yang telah disebutkan sebelumnya, kecuali al-Bukhari dan Muslim. Dan terkadang saya juga menyebutkan mereka sebagai “Imam yang Empat dan Ahmad”. Maksud dari “Imam yang Empat” adalah para imam hadis yang telah disebutkan sebelumnya, kecuali tiga imam yang pertama. Maksud dari “Imam yang Tiga” adalah para imam hadis yang telah disebutkan sebelumnya, kecuali tiga orang yang pertama dan yang terakhir.

وَبِالْمُتَّفَقِ عَلَيْهِ: الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ. وَقَدْ لَا أَذْكُرُ مَعَهُمَا. وَمَا عَدَا ذَلِكَ فَهُوَ مُبَيَّنٌ

Yang dimaksud dengan “muttafaq ‘alaih” adalah al-Bukhari dan Muslim, dan terkadang saya tidak menyebutkan ahli hadis lainnya bersama mereka berdua. Selain dari itu, pengarang telah menjelaskan periwayatan mereka secara terpisah.

وَسَمَّيْتُهُ بُلُوْغَ الْمَرَامِ مِنْ أَدِلَّةِ الْأَحْكَامِ

Dan saya menamainya dengan kitab “Bulugh al-Maram min Adillat al-Ahkam”.

وَاللَّهُ أَسْأَلُ أَنْ لَا يَجْعَلَ مَا عَمِلْنَا عَلَيْنَا وَبَالًا، وَأَنْ يَرْزُقَنَا الْعَمَلَ بِمَا يُرْضِيْهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

Demi Allah, aku memohon kepada-Nya agar tidak menjadikan apa yang telah kita kerjakan sebagai bencana, dan agar Dia memberi kita amal yang Dia ridhai.

Baca Juga: Hubungan Maqashid Syariah Dengan Ilmu Yang Lain

Pos terkait