Konsekuensi Hukum Talak Setengah

Hukum mengatakan talak setengah dalam Islam
Konsekuensi Hukum Talak Setengah

KITABONLINE.net – Dalam Islam, persoalan talak (perceraian) merupakan hal yang kompleks. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah tentang konsekuensi talak setengah, ketika seorang suami menjatuhkan talak satu setengah kepada istrinya. Apakah talak tersebut dianggap sebagai talak satu ataukah talak dua?.

Bacaan Lainnya

Nah, pada artikel ini, kami akan menjelaskan pemahaman fiqih terkait masalah ini dan mengungkap konsekuensi hukum yang timbul dari talak setengah pada istri.

Dalam fiqih, terdapat satu qoidah yang menjadi dasar untuk menjawab pertanyaan tentang talak setengah. Qoidah tersebut berbunyi:

مَا لَا يَقْبَلُ التَّبْعِيضَ فَاخْتِيَارُ بَعْضِهِ كَاخْتِيَارِ كُلِّهِ وَإِسْقَاطُ بَعْضِهِ كَإِسْقَاطِ كُلِّهِ

“Suatu hal yang tidak dapat dibagi, ketika memilih sebagiannya sama dengan memilih keseluruhannya, dan meniadakan sebagiannya sama dengan meniadakannya secara keseluruhan.”

Baca Juga: Terjemah Syarah Warakat Lengkap Bab Muqaddimah Dengan Penjelasannya

Ketika seorang suami mengucapkan bahwa istrinya “tertalak setengah” atau “sebagian dari dirimu tertalak,” maka menurut qoidah diatas, ungkapan tersebut dianggap sebagai talak satu. Mengapa demikian? Karena talak adalah sesuatu yang tidak dapat dibagi, sehingga dengan mengucapkan setengah, itu sudah dianggap sebagai talak satu.

Begitu pula dengan mengucapkan talak terhadap sebagian dari satu wanita, hal tersebut sama dengan memberikan talak kepada keseluruhan wanita tersebut, karena seorang wanita adalah satu bagian yang tak terbagi.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa jika seseorang suami menjatuhkan talak satu setengah pada istrinya, maka talak tersebut dihukumi sebagai talak dua. Wallahu a’lam

Refrensi:

  • Al-Asybah Wan-Nadho’ir (الأشباه والنظائر), hal 160

القَاعِدَةُ الْتَاسِعَةُ وَالثَّلَاثُونَ: مَا لَا يَقْبَلُ التَّبْعِيضَ فَاخْتِيَارُ بَعْضِهِ كَاخْتِيَارِ كُلِّهِ وَإِسْقَاطُ بَعْضِهِ كَإِسْقَاطِ كُلِّهِ
وَمِنْ فُرُوعِهَا: إِذَا قَالَ: أَنْتَ طَالِقٌ نِصْفُ طَلَقَةٍ أَوْ بَعْضُكَ طَالِقٌ، طَلَقْتُ طَلَقَةً

  • Al-Hawi Al-Kabir (الحاوي الكبير), juz 10, hal 244

مَسْأَلَةٌ: قَالَ الشَّافِعِيُّ: وَلَوْ قَالَ أَنْتَ طَالِقُ بَعْضِ تَطْلِيقَةٍ كَانَتْ تَطْلِيقَةً وَالطَّلَاقُ لَا يَتَبَعَّضُ قَالَ الْمَاوَرِدِيُّ: وَهَذَا كَمَا قَالَ إِذَا بَعْضُ طَلَاقِهَا يَكْمُلُ وَلَمْ يَتَبَعَّضْ، سَوَاءٌ كَانَ الْبَعْضُ مِنْهَا كَقَوْلِهِ: أَنْتَ طَالِقُ بَعْضِ طَلَاقَةٍ، أَوْ كَانَ مِقْدَارًا: أَنْتَ طَالِقُ نِصْفَ طَلَاقَةٍ أَوْ عَشْرَ طَلَاقَةٍ، سَوَاءٌ قَلَّ الْبَعْضُ أَوْ كَثُرَ، وَيَكُونُ طَلَاقَةً كَامِلَةً

  • Bahrul Mazhab (بحر المذهب)

مَسْأَلَةٌ: قَالَ: “وَلَوْ قَالَ: أَنْتَ طَالِقٌ بَعْضُ تَطْلِيقَةٍ كَانَتْ تَطْلِيقَةً
إِذَا قَالَ لَهَا: أَنْتَ طَالِقٌ نِصْفُ طَلَقَةٍ وَقَعَتْ طَلَقَةً، وَقَالَ دَاوُدُ: لَا يَقَعُ شَيْءٌ لِأَنَّ الشَّرْعَ لَمْ يُرِدْ بِإِيقَاعِ نِصْفِ الطَّلَاقِ وَهَذَا غَلَطٌ لِأَنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: {فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُ مِنْ بَعْدُ} [البَقَرَةِ:٢٣٠] فَلَا تَحِلُّ لَهُ مِنْ بَعْدُ وَلَمْ يُفَصَّلْ وَلِأَنَّ التَّحْرِيمَ وَالتَّحْلِيلَ إِذَا اجْتَمَعَا غَلَبَ التَّحْرِيمُ كَمَا لَوْ طَلَّقَ نِصْفَهَا [٣٢/ أ] وَلِأَنَّ التَّحْرِيمَ بِتَبْعِضٍ فَغَلَبَ وَيُكْمِلُ. [الرَّوَيَّانِيُّ، عَبْدُ الْوَاحِدِ، بَحْرُ الْمَذْهَبِ لِلرَّوَيَّانِيِّ، ١١٧/١٠-١١٨]

Pos terkait